Search This Blog

Thursday, January 10, 2013

Renungan Berdana

"Sariputta, ada kasus dimana seseorang memberikan sebuah pemberian
untuk keuntungan dirinya sendiri,
dengan pikiran melekat [pada hasilnya],
mengumpulkan untuk dirinya [dengan pikiran],
'Saya akan menikmatinya setelah mati'

Dia memberikan pemberiannya
— makanan, minuman, pakaian, kendaraan;
kalungan bunga, wangi-wangian & urapan;
tempat tidur, tempat berteduh, &
pelita — kepada biarawan atau petapa.

Bagaimanakah menurutmu, Sariputta?
Mungkinkan seseorang memberikan pemberian secara demikian?


"Ya, Yang Mulia."

"Setelah memberikan pemberian ini untuk keuntungan dirinya sendiri, [dengan pikiran].
'Saya akan menikmatinya setelah mati' — ketika hancurnya tubuh, setelah mati, muncul diantara para Empat Raja Deva Besar. Kemudian, setelah habisnya perbuatan itu, kekuatan itu, status itu, kekuasaan itu, dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

"Kemudian ada kasus diaman seseorang memerikan pemberian tidak untuk keuntungan dirinya sendiri, tidak dengan pikiran melekat [pada hasilnya], tidak mengumpulkan untuk dirinya sendiri, tidak juga [dengan pikiran], 'Saya akan menikmatinya setelah mati.'
Tetapi, dia memberikan pemberian dengan pikiran
'Memberikan itu baik' Dia memberikan pemberiannya — makanan, minuman, pakaian, kendaraan; kalungan bunga, wangi-wangian & urapan; tempat tidur, tempat berteduh, & pelita — kepada biarawan atau petapa. Bagaimanakah menurutmu, Sariputta? Mungkinkah seseorang memberikan pemberian itu seperti ini?"

"Ya, Yang Mulia."

"Setelah memberikan pemberian ini dengan pikiran, 'Memberikan itu baik,' ketika hancurnya tubuh, setelah mati, muncul diantara para Deva Tiga Puluh Tiga (Tavatimsa Deva). Kemudian, setelah habisnya perbuatan itu, kekuatan itu, status itu, kekuasaan itu, dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

"Atau, bukan dengan berpikir, 'Memberi adalah baik.' dia memberikan pemberiannya dengan pikiran.
'Ini telah diberikan sebelumnya, telah dilakukan sebelumnya, oleh ayah & kakek-ku. Adalah hal yang salah jika saya membiarkan tradisi lama keluarga ini terhenti'... ketika hancurnya tubuh, setelah mati, muncul diantara para Deva Yama (Yama deva) Kemudian, setelah habisnya perbuatan itu, kekuatan itu, status itu, kekuasaan itu, dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

"Atau, bukan dengan berpikir... dia memberikan pemberiannya dengan pikiran,
'Saya kaya raya. Mereka tidak kaya raya. Adalah hal yang salah, yang kaya raya, tidak memberikan pemberian kepada mereka yang tidak kaya raya'... ketika hancurnya tubuh, setelah mati, muncul diantara para Deva Yang Puas (Tusita Deva) Kemudian, setelah habisnya perbuatan itu, kekuatan itu, status itu, kekuasaan itu, dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

"Atau, bukan dengan berpikir... dia memberikan pemberiannya dengan pikiran,
'Seperti pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh para bijaksana dimasa lalu — Atthaka, Vamaka, Vamadeva, Vessamitta, Yamataggi, Angirasa, Bharadvaja, Vasettha, Kassapa, & Bhagu — demikian pula pemberianku ini'... ketika hancurnya tubuh, setelah mati, muncul diantara para Deva Yang Bersenang Dalam Mencipta (Nimmanarati Deva) Kemudian, setelah habisnya perbuatan itu, kekuatan itu, status itu, kekuasaan itu, dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.

"Atau, bukan dengan berpikir...
dia memberikan pemberiannya dengan pikiran,
'Ketika pemberianku ini diberikan, membuat batin pikiran tenang.
Rasa puas & kebahagiaan muncul
'...

ketika hancurnya tubuh, setelah mati, muncul diantara
para Deva Yang Berkuasa atas Ciptaan Yang Lain (Paranimmita-vasavatti Deva) Kemudian, setelah habisnya perbuatan itu,
kekuatan itu, status itu, kekuasaan itu,
dia adalah seorang yang akan kembali, kembali ke dunia ini.


"Atau, bukan dengan berpikir,
'Ketika pemberianku ini diberikan, membuat batin pikiran tenang.
Rasa puas; kebahagiaan muncul'
dia memberikan pemberiannya dengan pikiran,
'Ini adalah untuk memperindah pikiran, mendukung pikiran'
Dia memberikan pemberiannya
— makanan, minuman, pakaian, kendaraan;
kalungan bunga, wangi-wangian &
urapan; tempat tidur, tempat berteduh, &
pelita — kepada biarawan atau petapa.

Bagaimanakah menurutmu, Sariputta?
Mungkinkan seseorang memberikan pemberian itu seperti ini?"

"Ya, Yang Mulia."

"Setelah memberikan ini,
tidak untuk keuntungannya sendiri,
tidak dengan pikiran melekat [pada hasilnya],
tidak untuk mengumpulkan untuk dirinya,
tidak juga dengan pikiran,
'Saya akan menikmatinya setelah meninggal,'
tidak juga dengan pikiran, 'Memberi adalah baik,'
tidak juga dengan pikiran,
'Ini telah diberikan sebelumnya,
telah dilakukan sebelumnya,
oleh ayah & kakek-ku.
Adalah hal yang salah
jika saya membiarkan tradisi lama keluarga ini terhenti
'


Tetapi dengan pikiran,
'Ini adalah untuk memperindah pikiran, mendukung kemurnian dari pikiran'

ketika hancurnya tubuh, setelah meninggal,
muncul diantara para Brahma Pengiring (Brahma-parisajja deva)
Kemudian, setelah habisnya perbuatan itu,
kekuatan itu, status itu, kekuasaan itu,
dia adalah seorang yang tidak kembali lagi.
Dia tidak kembali ke dunia ini.


"Demikianlah, Sariputta, adalah sebab,
beginilah alasannya,
Mengapa seseorang memberikan pemberian tertentu
  tidak memberikan hasil ataupun manfaat yang besar.

Sementara orang lain memberikan pemberian yang sama
tapi memberikan hasil dan
manfaat yang besar bagi dirinya
."

Aṅguttara Nikāya 7.49
Dana Sutta



Lihat juga postingan yang lainnya:
Renungan berdana2

No comments:

Post a Comment